Minggu, 24 April 2016

MATERI SENI TARI



A.    PENGERTIAN SENI TARI
Ketika kita mendengar seni tari, umumnya yang akan terlintas di pikiran kita yaitu gerakan-gerakan anggota tubuh yang mengikuti alunan music. Definisi dari seni tari yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yaitu:
·         Soedarsono, menyatakan bahwa tarian adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah.
·         Yulianti Parani, menyatakan tari adalah gerak-gerak ritmis sebagian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi tertentu.
·         Curts Sachs: Tari adalah gerak yang ritmis.
·         Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk  gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta.
·         La Mery menyatakan bahwa tari adalah ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan untuk menjadi bentuk yang nyata
·         Suryo menyatakan tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif dalam Elemen utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung oleh banyak unsur, menyatu-padu secara performance yang secara langsung dapat ditonton atau dinikmati pementasan di atas pentas. Dengan demikian untuk meperoleh gambaran yang jelas.
·         Hawkins menyatakan bahwa tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak sehingga gerak yang simbolis tersebut sebagai ungkapan si penciptanya.

Maka Seni Tari merupakan gerak-gerak ritmis dari anggota tubuh sebagai ekspresi dan pengungkapan perasaan dari si penari yang diikuti alunan music yang fungsinya memperkuat maksud yang ingin disampaikan atau Pengertian Tari adalah unsur dasar gerakyang diungkapan atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.


B.     FUNGSI SENI TARI
Dalam kehidupan bermasyarakat ada beberapa fungsi lain dari seni tari, diantaranya yaitu:

1.      Sebagai sarana keagamaan
Di dalam kehidupan keagamaan, sejak dahulu manusia menggunakan tari-tarian sebagai sarana berkomunikasi dengan Tuhan. Biasanya tari yang digunakan sebagai sarana keagamaan bersifat sakral. Di Bali masih terdapat tarian-tarian keagamaan sebagai sarana komunikasi dengan para Dewa dan leluhurnya. Biasanya tarian ini dilakukan di Pura-pura. Contoh tariannya yaitu, Sang Hyang, Kecak, Keris, Rejang. Sebagai sarana upacara adat
2.      Sebagai Sarana Pergaulan
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan individu lainnya hingga muncullah keakraban. Tarian pergaulan adalah jenis tarian yang diperuntukkan untuk menyatakan kerukunan bermasyarakat. Salah satu contoh yang paling jelas yaitu Tari Jaipongan.

3.      Sebagai Tontonan
Tarian tontonan atau pertunjukan adalah jenis tarian yang dihadirkan sebagai hiburan semata. Diharapkan penonton yang menyaksikan tarian ini akan merasa terhibur.


C.    UNSUR SENI TARI
Unsur-unsur dari seni tari  berkaitan erat dan tidak dapat dihilangkan. Unsur-unsur dari seni tari yaitu:

1. Ragam Gerak
Gerak merupakan unsur utama dan juga unsur estetika dari tari. Gerakan dari tari berasal dari anggota tubuh. Anggota tubuh yang dapat digunakan untuk menari yaitu anggota tubuh bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah. Anggota tubuh bagian atas terdiri atas kepala, mata dan raut wajah. Ragam gerak dari anggota tubuh bagian tengah yaitu terdiri dari lengan atas, lengan bawah, telapak tangan, jari-jari dan ruas jari. Sedangkan anggota tubuh bagian bawah terdiri dari Kaki. Ragam gerak pada bagian kaki hampir sama untuk tarian di bagian timur. Perbedaannya terletak pada tempo atau volume gerakannya.

2. Bentuk Iringan
Unsur kedua dari tarian yaitu bentuk iringan. Bentuk iringan tarian dapat berupa jenis music iringan tari internal dan jenis music iringan tari eksternal. Jenis music iringan tari internal yaitu iringan yang berasal dari tubuh penari itu sendiri. Contohnya yaitu Tepukan dada dan telapak tangan pada Tarian Saman dari Aceh dan suara “Cak” pada tari kecak dari Bali.

3. Kostum Tari
Kostum tari merupakan suatu estetika yang tidak dapat dipisahkan dari dari wujud tarian. Kostum tarian untuk upacara bentuknya lebih sederhana dan tidak mementingkan estetika. Berbeda dengan kostum tarian yang digunakan untuk tarian pertunjukan atau tarian tontonan. Kostum pada tarian tontonan atau pertunjukan bentuknya dirancang sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan keindahan maupun mendalam dari penontonnya.




4. Pola Lantai
Pola lantai adalah posisi yang dilakukan baik oleh penari tunggal maupun penari kelompok. Pola lantai pada suatu tarian dapat berupa simetris, asimetris, lengkungan, garis lurus dan lingkaran.

Dalam sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai perlu diperhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :
1.         Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya.
2.         Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.
3.         Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri.
4.         Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran.


D.    KONSEP SENI TARI
Kita tahu bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari banyak suku. Keberagaman suku di Indonesia menghasilkan keberagaman gerak tari yang berbeda antara suku lain di Indonesia. Walaupun setiap tarian memiliki gerakan yang berbeda namun tetap memiliki persamaan. Persamaan tersebut yaitu tenaga, ruang dan waktu.

1. Tenaga
Setiap bergerak kita memerlukan tenaga. Kesimpulannya hubungan antara gerak tari dan tenaga memiliki kaitan yang erat. Tenaga dalam seni tari berhubungan dengan emosi dan perasaan.  Untuk menghasilkan gerak tari yang baik dibutuhkan tenaga. Penambahan tenaga dalam gerak tari menjadikan gerak tari tersebut terlihat dinamis dan ritmik.

2. Ruang Gerak
Suatu gerak tarian membutuhkan ruang gerak. Gerak di dalam ruangan dapat dilakukan penari secara tunggal, berpasangan ataupun berkelompok. Ruang gerak terbagi atas dua yaitu ruang gerak sempit atau pribadi dan ruang gerak luas atau umum.

Ruang gerak sempit yaitu jika kita melakukan suatu gerakan tanpa berdiri berarti kita melakukan di ruang gerak sempit atau ruang gerak pribadi. Sedangkan, jika kita melakukan gerakan dan diikuti dengan perpindahan tempat maka dinamakan dengan ruang gerak luas atau ruang gerak umum.


3. Waktu
Dalam gerak tarian, perbedaan cepat atau lambat suatu gerak disebut dengan Tempo. Fungsi tempo pada gerak tari yaitu memberikan kesan dinamis sehingga suatu tarian tersebut enak untuk ditonton.

Jadi, gerak tari tidak hanya membutuhkan tenaga dan ruang saja. Akan tetapi juga membutuhkan tempo untuk menghasilkan suatu gerakan yang terlihat dinamis dan hidup sehingga enak untuk ditonton.


E.     MACAM MACAM JENIS SENI TARI
Jenis-jenis tarian yang ada di nusantara yaitu dibagi atas Tari Tradisional, Tari Kreasi Baru dan Tari Kontemporer. Ketiga jenis dari tarian tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

1. Tari Tradisional
Di Indonesia, hampir di setiap daerah memiliki tari tradisional. Nah, arti dari tari tradisional yaitu suatu tarian yang berasal dari suatu daerah dan diturunkan secara turun-temurun hingga menjadi budaya dari daerah tersebut. Umumnya tari tradisional mengandung nilai-nilai filosofis seperti keagamaan, kepahlawanan dsb.
Tari tradisional di Indonesia terbagi atas dua, tari rakyat dan tari klasik (keraton).

1a. Tari Rakyat
Tarian rakyat atau tarian daerah merupakan tarian yang berkembang pada masyarakat biasa. Tarian rakyat lahir sebagai lambang dari kebahagiaan dan sukacita. Contohnya jika musim panen tiba dan hasil panen melimpah maka masyarakat akan berkumpul dan menari bersama untuk merayakannya. Nah, tarian rakyat terus berkembang dan menjadi tradisi. Tarian rakyat tidak memiliki aturan-aturan baku sehingga bentuk tariannya sangat bervariasi.

1b. Tari Klasik (Tari Keraton)
Nah, teman-teman pasti bertanya, apa yang membedakan antara tarian rakyat dengan tari klasik? Perbedaannya yaitu tari klasik lahir dari dalam keraton atau dalam kaum bangsawan. Karena tarian ini berkembang pada lingkungan atas, maka masyarakat biasa dilarang untuk menarikan tarian ini. Berbeda dengan tari rakyat, tari keraton memiliki aturan yang tertulis dan baku. Sehingga sejak zaman tari ini lahir sampai sekarang tidak ada yang berubah.


2. Tari Kreasi Baru
Karena tari kreasi baru merupakan perkembangan dari tari tradisi yang ada. Maksudnya disini jenis tarian yang biasanya dipakai untuk upacara ritual, adat dan keagamaan dimodifikasi oleh penata tari sehingga tari ini bisa dinikmati khalayak umum. Contohnya yaitu Tari Rapai yang merupakan perpaduan dari gerak tari yang berkembang di Aceh dan Semenanjung Malaya, yaitu Tari Seudati, Saman dan Zapin.
Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
§  Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.

§  Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.


3. Tari Kontemporer
Kita telah sampai pada point terakhir dari jenis tarian di Indonesia yaitu Tari Kontemporer. Nah, apa sih yang dimaksud dengan tari kontemporer?. Jadi tari kontemporer merupakan salah satu jenis tarian modern yang berkembang di Indonesia. Tarian ini lahir sebagai reaksi atas seni tari klasik yang telah mencapai titik akhir dalam perkembangan teknisnya. Apa bedanya tari kontemporer dengan tari kreasi baru? Nah, seperti yang telah dijelaskan pada paragraph awal bahwa tari kontemporer merupakan tari modern sehingga tidak ada unsure tradisi lama lagi. Biasanya gaya tari kontemporer bernuansa unik dan memakai jenis music dari computer. Sedangkan tari kreasi baru merupakan tari tradisi yang telah dimodifikasi tapi tetap meninggalkan unsur asli tradisinya. 




Berdasarkan koreografinya, jenis jenis tari dibedakan menjadi :
1.      Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah ).
2.      Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat).
3.      Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.



F.     PARA TOKOH TARI

1.             AM. Munardi, S.Pd  (alm)
Tokoh tari Jawa Timur, lahir di Yogyakarta, 15 Nopember 1939 dan mulai belajar menari tahun 1954 di Among Beksa Kraton Yogyakarta. Beberapa karya tarinya, diantaranya: Sang Duta (1967), Cermin (1975), Seblang Nukyeng (1972), Reog Brantas (1982), Topeng Panji Reni (1977), Sabu-Sabu (1976), Sudamala (1978),Sumantri Wirotama (1979), Dramatari Calonarang (1970), dan Damarwulan Jurit (1983). Penghargaan pernah diraihnya, diantaranya: penghargaan penulisan naskah tari dari Direktorat Kesenian Depdikbud (1977, 1978, 1979),  gelar Jalma Dwija (1994) oleh Paguyuban Sutresno Pusaka Lan Budaya Jawa dan Penghargaan Seniman Jawa Timur (2001).
Pada sekitar tahun 1970-an, Karya tari topeng Malang yang disusun kembali oleh AM Munardi, diantaranya: tari Topeng Bapang, Topeng Patih, Topeng Gunungsari, Grebeg Jawa, dan Topeng Sekartaji.

2.             Munali Fatah
Munali Fatah dilahirkan di Sidoarjo 17 Mei 1924. Munali mulai bergabung dengan kesenian Ludruk Rukun Makno pada tahun 1938 dan pada tahun 1963 bergabung dengan Ludruk RRI Surabaya dengan kemampuan ngidung dan beksa ngremo.
Munali adalah tokoh tari yang dikenal melalui susunan tari Ngremo gaya Munali Fatah. Tari Ngremo yang disusun oleh Munali atau lebih sering disebut Ngremo Munali (gaya Munali) merupakan suatu bentuk tatanan tari yang lebih menonjolkan pada kejelasan akan bentuk gerak tari yang sederhana namun memiliki kepekaan, kekentalan struktur tari yang membentuk pola baku yang mapan dan mantap.



3.             Soenarto AS. S.Sn    
Senarto AS dilahirkan di Solo pada tanggal 22 Mei 1936, hingga saat ini menjadi dosen di STKW Surabaya. Soenarto yang juga sebagai seorang penata tari telah menciptakan berbagai karya tari diantaranya; tari Ngremo Putra, tari Ngremo Putri, tari  Gandrung, Tari Gunungsari (1979), tari Tanganku (1979), Dramatari Kudo Noro Wongso (1990), dan Bedoyo Ujung Galuh (1978) yang pernah mendapat penghargaan Walikota Surabaya pada saat itu.

4.             Soeparmo
Soeparmo dilahirkan di Probolinggo 25 Desember 1943. Pengalaman berkesenian diawali pada tahun 1950 menjadi penari bersama orang tuanya.  Ketrampilan menari diperolehnya dari orang tuanya. Pada tahun 1983, Soeparno menata kembali tari Glipang yang pernah dipelajarinya dari ayahnya, dan susunan tari itu mendapat pengakuan dari masyarakat luas. Pandangan Soeparmo tentang karya tari adalah berpijak dari kebiasaan serta situasi dan kondisi masyarakat daerah sekitar komunitasnya sehingga dapat memunculkan ide untuk menghasilkan sebuah karya seni.

5.             Karimun
Karimun adalah tokoh tari gaya Malangan yang eksis dengan tari topengnya. Karimun dilahirkan di Malang tanggal 19 Juni 1919 dan dibesarkan dari keluarga seniman. Perjalanan berkesenian sempat terhenti tahun 1948 karena jaman penjajahan Jepang dan pada tahun 1950 mendirikan sanggar “Asmoro bangun” di Dukuh Kedungmonggo Desa Karangpandan Kecamatan Pakisaji Malang.
Melalui pengalamannya, Karimun menata kembali tari Topeng menjadi bentuk-bentuk tari lepas sesuai karakter topeng, diantaranya: tari Topeng Gunungsari, Tari Topeng Bapang, Tari Grebeg, Tari Topeng Beskalan, Tari Topeng Patih, Tari Topeng Sekartaji, dan Topeng Panji.

6.             Sumitro Hadi
Sumitro Hadi yang akrab dipanggil dengan Mitro adalah tokoh tari Banyuwangi yang cukup dikenal melalui karya-karya seni tari tradisional yang ritmis, dinamis dan sangat menarik dalam segi penampilan secara keseluruhan. Sumitro Hadi dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 16 Agustus 1951. Hasil karya yang pernah diciptakan Sumitro Hadi, diantaranya: Jaran Goyang (1969), Jaran Buto (1974), Padang Bulan (1976), Jejer Banyuwangi (1976), Jaran Dawuk (1986), Kundaran (1992) dan Kuntulan (1995).
  
7.             Drs. M. Soleh Adi Pramono
Soleh adalah panggilan akrapnya, dan dilahirkan di Yogyakarta 1 Agustus 1951. Dalam karya tari telah dihasilkan berbagai karya, diantaranya; tari Kolosal Babad Malang (1976), Dramatari Condro Mowo (1991), tari Jaranan Dor, dan berbagai tari tradisional yang dikemas menjadi bentuk tari kreasi. Karya tari hasil kemasan yang bernuansa tradisi karya Soleh sangat digemari masyarakat dan karya itu dimasukkan pula dalam materi tari pelatihan di berbagai sanggar.

8.             Tri Broto Wibisono, S.Pd
Tri Broto adalah panggilan akrabnya, beliau adalah tokoh tari Jawa Timur yang masih relatif muda namun mempunyai pemikiran dan konsep ke depan terhadap perjalanan seni tari Jawa Timuran. Keberhasilan Tri Broto dapat dilihat dari karya-karyanya, diantaranya; tari Ngremo Jugag, tari Tandang Tayub, Tari Sekartaji, Tari gunungsari, Tari Probolengger, Tari Wirogo Putri, dan masih banyak lagi. Tri Broto juga telah mencoba menyusun struktur tari Jawa Timur dalam tingkat dasar putri, tingkat dasar putra dan gagahan.

9.             Taufikurachman
Taufikurachman adalah seorang tokoh tari Sumenep yang masih memiliki darah Keraton Sumenep. Taufik lahir di Sumenep tanggal 10 Oktober 1945 dan mulai mempelajari tari sejak tahun 1957 saat dia berusia 12 tahun.  Karya Taufik yang cukup dikenal oleh masyarakat,  diantaranya; Muwang Sangkal, Condik Somekar, Sape Sono, Topeng Potre, Tari Pecut Sumenep, Pleteng, Tongkeng Pangilen, dan Topeng Rampak Prapatan.
Tari Muwang Sangkal diciptakan tahun 1962 adalah salah satu karya Taufik yang telah beberapa kali dipentaskan di manca negara, diantaranya: London (1996) dan  Den Hag (Pasar Raya Malam Tong-Tong, 2000). Hingga saat ini Tari Muwang Sangkat karya Taufik telah menjadi salah satu bentuk materi tari yang diajarkan di Jurusan Sendratasik FBS UNESA dan STKWS Surabaya. 


MAKALAH FISIKA KESETIMBANGAN BENDA TEGAR



KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “ Keseimbangan Benda Tegar “ ini. Walaupun banyak isi dari rangkuman karya ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas  tentang “ Keseimbangan Benda Tegar “.
            Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas fisika yang diberikan oleh Bapak guru Sukarno.
            Makalah ini berisi informasi tentang “ Kesetimbangan Benda Tegar “. Yang kami harapkan pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan keseimbangan benda tegar yang akan kami bahas ini.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima kasih,

                                                                                                Cisolok, 16 April 2015
                                                                                                            Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I│PENDAHULUAN
     1.1.  Latar Belakang ........................................................................................... 1

BAB II│PEMBAHASAN
A. KESETIMBANGAN BENDA TEGAR……………………………………3
     1. Torsi ................................................................................................................ 3
     2. Arah Torsi ....................................................................................................... 6
     3. Syarat-Syarat Kesetimbangan Benda Tegar.................................................... 8
     4. Hubungan Antara Torsi dengan Percepatan Sudut ...................................... 12
     CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 14
      
BAB III│PENUTUP
     A. KESIMPULAN........................................................................................... 22
     B. SARAN ....................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk bila gaya dikerjakan pada benda tersebut.
Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat. Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya,misalnya tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau kita perhatikan secara aeksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya. Dan secara keseluruhan benda bergerak dalam lintasan parabola. Lintasan ini merupakan lintasan dari posisi titik berat benda tersebut.
Demikian halnya seorang peloncat indah yang sedang terjun ke kolam renang. Dia melakukan gerak berputar saat terjun. sebagaimana tongkat pada contoh di atas, peloncat indah itu juga menjalani gerak parabola yang bisa dilihat dari lintasan titik beratnya. Perhatikan gambar berikut ini. Seorang yang meloncat ke air dengan berputar.
            Jadi, lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari letak titik berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik berat begitu penting dalam menggambarkan gerak benda tegar.
            Cara untuk mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah untuk benda-benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok, bujur sangkar, bola dan lain-lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya. Hal ini jelas terlihat pada contoh diatas bahwa letak titik berat sama dengan sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu simetrinya.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kesetimbangan Benda Tegar
Konsep kesetimbangan benda tegar merupakan pengetahuan dasar yang sangat penting dan mempunyai banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada bidang teknik.Pemahaman dan perhitungan mengenai gaya-gaya yang bekerja pada benda yang berada dalam keadaan setimbang statis sangat penting, khususnya bagi para ahli teknik (arsitek atau insinyur).Dalam merancang sesuatu, baik gedung, jembatan, kendaraan, dll, para arsitek atau insinyur juga memperhitungkan secara saksama, apakah struktur suatu bangunan, kendaraan, jembatan dll, mampu menahan gaya-gaya yang bekerja padanya sehingga tidak ambruk.
1.      Torsi
Torsi sama dengan gaya pada gerak translasi. Torsi menunjukkan kemampuan sebuah gaya untuk membuat benda melakukan gerak rotasi. Sebuah benda akan berotasi bila dikenai torsi. Perhatikan pada sebuah pintu, coba bandingkan apabila kita mendorong pintu pada ujung pintu dengan kita mendorong pada bagian tengah pintu.Mana yang lebih mudah untuk membuka pintu? Kita akan merasakan gaya yang diperlukan untuk mendorong pintu agar terbuka akan lebih ringan apabila dibandingkan dengan mendorong di ujung pintu.
Jika pada sebuah benda diberikan gaya sebesar F maka benda akan memiliki percepatan yang disebabkan oleh gaya tersebut. Percepatan benda memiliki arah yang sama dengan arah gaya yang diberikan padanya. Bagaimana dengan benda yang berotasi?Bagaimana gayanya?
Description: Torsi Fisika
a.         sebuah balok diberi gaya F, benda akan bertranslasi, jika balok di bagian tengah dipaku sehingga balok tidak dapat bertanslasi tapi dapat berotasi,
b.         bila gaya diberikan pada sudut B benda akan berotasi, dengan arah berbeda dengan (b),
c.         begitu juga bila diberikan pada sudut C

Besarnya torsi tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak gaya. Mari kita tinjau sebuah batang dengan salah satu ujungnya berupa engsel tetapi masih bisa bergerak memutar. Misalnya ujung yang dipatri adalah ujung yang kita letakan di titik (0,0,0) dan ujung satunya merupakan ujung yang bebas adalah ujung satunya. Batang kita letakan pada sumbu x.
Pada benda dengan salah satu ujungnya berupa engsel sehingga tidak dapat bertranslasi tapi bisa berotasi. Diberi gaya dengan berbagai arah. Ditunjukkan juga skema gaya dan posisinya sebagai berikut.
Description: Gaya Pada Benda Berotasi
a.       arah r sejajar dengan arah F,
b.      arah r tegak lurus dengan arah F,
c.       arah r membentuk sudut Î¸ terhadap F.
Jika gaya yang kita berikan sejajar dengan arah batang ternyata batang tidak berotasi. Kita dapat melihat skema pada pada gambar a diatas. Jika arah gaya tegak lurus maka batang akan berotasi. Seperti yang ditunjukkan gambar b diatas.
Bagaimana kalau gaya membentuk sudut Î¸ yang besarnya sembarang dengan batang? Jika gaya membentuk sudut sembarang terhadap batang, benda akan berotasi tetapi percepatan sudut yang dihasilkan akan berbeda dengan jika sudutnya tegak lurus. Hal itu ditunjukkan pada gambar c diatas. Perhatikanlah arah putaran akan barlawanan bila gaya yang diberikan berlawanan arah.
Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi adalah hasil per silang antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan
Description: \vec{\tau }=\vec{r}.\vec{F}
Besarnya torsi adalah :
Description: \tau =rF\text{ sin }\theta
Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang dipatri dan berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus maka Î¸ = 90 sehingga nilai sin Î¸ = 1. Torsi yang dilakukan pada batang maksimal. Bila Description: \vec{F} sejajar dengan Description: \vec{r}, maka nilai sin Î¸ = 0 sehingga besarnya torsi 0 dan batang tidak berotasi. Besar torsidapat kita tuliskan sebagai :
Description: \tau =lF
Dengan l =r sin θ


2.      Arah Torsi
Lengan torsi ditunjukkan oleh l. Lengan torsi sebuah gaya didefinisikan sebagai panjang garis yang ditarik di titik sumbu rotasi sampai memotong tegak lurus garis kerja gaya seperti pada gambar berikut.
Description: Lengan Torsi
Perhatikan dengan arah torsi, arah torsi menuruti aturan putaran tangan kanan seperti pada gambar berikut.
Description: Hukum Tangan Kanan Untuk Torsi
Jika arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam maka arah torsi ke atas, dan arah bila arah putaran searah dengan arah putaran jarum jam maka arah torsi ke bawah. Kita dapat melihatnya dengan sebuah sistem koordinat. Bila batang terletak pada sumbu xdan pangkal vektor r di titik (0,0,0). Gaya pada arah sumbu y positif batang akan berputar melawan arah jarum jam, arah torsi ke arah sumbu z positif. Sebaliknya bila arah gaya kearah sumbu y negatif, putaran batang berlawanan dengan arah jarum jam, arah torsi ke sumbu z negatif. Jika arah gaya tidak tepat pada arah sumbu y tetapi membentuk sudut Î¸ terhadap sumbu x, maka arah torsi dapat dilihat pada gambar berikut.
Description: Arah Torsi
Arah torsi untuk F berarah sembarang.Arah sumbu y positif adalah arah masuk bidang gambar.
a.       torsi memiliki arah ke sumbu z positif, tetapi arah putarannya berlawanan arah dengan arah jarum jam,
b.      arah torsi ke sumbu z negatif, arah putarannya searah dengan arah jarum jam.

Jika pada sebuah benda bekerja lebih dari satu torsi bagaimana dengan gerakan benda? Jika pada benda bekerja lebih dari 1 torsi maka torsi total adalah jumlahan dari seluruh torsi yang bekerja.
Description: Torsi Pada Titik Tumpu
Pada batang dengan titik tumpu pada ujung kiri batang, ada dua gaya yang bekerja pada batang.
Description: \tau =lF\sum \tau =\tau _{1}-\tau _{2}=l_{1}F_{1}-l_{2}F_{2}
Pada gambar diatas gaya F1 akan menyebabkan batang berputar searah dengan jarum jam, gaya F2 akan menyebabkan benda berputar berlawanan arah dengan arah jarum jam.Torsi total adalah jumlah kedua torsi tersebut.

3.      Syarat-syarat Kesetimbangan Benda tegar
1.      Syarat Pertama Kesetimbangan Benda Tegar.
Hukum II Newton menyatakan bahwa jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda (benda dianggap sebagai partikel) tidak sama dengan nol maka benda akan bergerak dengan percepatan konstan di mana arah gerakan benda sama dengan arah resultan gaya. Jika resultan gaya bernilai nol maka benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan.
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-1
Ketika sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, benda tidak mempunyai percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0 maka persamaan di atas berubah menjadi :
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-2
Persamaan ini dapat diuraikan ke dalam komponennya pada sumbu x, sumbu y dan sumbu z.
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-3
Jika gaya-gaya bekerja pada arah horisontal saja maka digunakan persamaan 1.Jika gaya-gaya bekerja pada arah vertikal saja maka digunakan persamaan 2.Jika gaya-gaya bekerja pada suatu bidang (dua dimensi) maka digunakan persamaan 1 dan 2.Jika gaya-gaya bekerja pada suatu ruang (tiga dimensi) maka digunakan persamaan 1, 2 dan 3.
Gaya merupakan besaran vektor, gaya mempunyai besar dan arah. Dengan mengacu pada koordinat kartesius (sumbu x, y dan z) dan sesuai dengan ketetapan, jika gaya searah dengan sumbu x negatif (ke kiri) atau gaya searah sumbu y negatif (ke bawah) maka gaya bertanda negatif. Sebaliknya jika gaya searah dengan sumbu x positif (ke kanan) atau gaya searah sumbu y positif (ke atas) maka gaya bernilai positif.
Contoh 1.
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-4
Keterangan gambar :
F = gaya tarik, fg = gaya gesek, N = gaya normal, w = gaya berat, m = massa, g = percepatan gravitasi. Benda sedang diam karena jumlah semua gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol. Tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda. Gaya yang bekerja pada arah horisontal (sumbu x) :
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-5


Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-6

Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai besar yang sama tetapi arahnya berlawanan. Arah gaya tarik ke kanan atau searah sumbu x positif (gaya bertanda positif), sebaliknya arah gaya gesek ke kiri atau searah sumbu x negatif (bertanda negatif). Karena besar kedua gaya sama (diwakili oleh panjang panah yang sama) dan arah kedua gaya berlawanan maka jumlah kedua gaya ini sama dengan nol. Gaya yang bekerja pada arah vertikal (sumbu y) :
Pada komponen vertikal (sumbu y) terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N). Arah gaya berat tegak lurus menuju pusat bumi atau searah sumbu y negatif (gaya bertanda negatif), sedangkan gaya normal searah sumbu y positif (gaya bertanda positif). Besar kedua gaya ini sama tetapi arahnya berlawanan maka kedua gaya saling melenyapkan.
Benda pada contoh di atas sedang diam karena resultan gaya yang bekerja pada benda, baik pada sumbu horisontal maupun sumbu vertikal sama dengan nol.
Contoh 2.
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-7
Gaya berat dan gaya normal yang bekerja pada benda ini tidak digambarkan karena kedua gaya ini saling menghilangkan. Jika pada kedua ujung benda dikerjakan gaya F seperti ditunjukan pada gambar. Besar kedua gaya sama tetapi berlawanan arah. Apakah benda akan tetap diam ?
Untuk membantumu memahami hal ini, letakan sebuah buku di atas meja. Pada mulanya buku diam karena resultan gaya pada buku bernilai nol. Selanjutnya, kerjakan gaya pada kedua sisi buku, seperti dperlihatkan pada gambar. Jika pada ujung buku dikerjakan gaya yang besar dan arahnya seperti diperlihatkan pada gambar maka hal ini sama saja dengan buku diputar dan tentu saja buku akan berputar atau berotasi. Buku berotasi karena ada momen gaya yang ditimbulkan oleh gaya F. Sumbu rotasi terletak di tengah-tengah buku. Jika tidak ada gaya gesek yang bekerja pada benda maka resultan momen gaya adalah jumlah momen gaya yang dihasilkan oleh kedua gaya F. Arah rotasi benda searah dengan putara jarum jam sehingga kedua momen gaya bernilai negatif.
2.      Syarat Kedua Kesetimbangan Benda Tegar
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-8Berdasarkan contoh 2 di atas dapat disimpulkan bahwa jika resultan momen gaya pada sebuah benda tidak bernilai nol (benda dianggap sebagai benda tegar) maka benda akan berotasi.
Agar benda tidak berotasi (benda tidak bergerak) maka resultan momen gaya harus bernilai nol. Ketika sebuah benda tidak berotasi maka benda tidak mempunyai percepatan sudut. Karena percepatan sudut sama dengan nol maka persamaan di atas berubah menjadi :
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-9
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGR28BX86r7p81LD3OZGNVfglOd6iXEqjvPxjUIh_53pcQiMOosYTRZiOmqrrL1MAmyuvUm5JhBET_OFovlDBm_lcKnTFXdvEQ0Iz-J8UC9xAMV5yWxmAr4nfBAGWt9PR5QRbRfp62ZHs/s200/e.PNG
Gambar di atas melukiskan sebuah partikel bermassa m yang diberi gaya F tegak lurus jari-jari.
Menurut hukum Newton benda akan dipercepat dengan percepatan searah dengan gaya. Percepatan ini dinamakan percepatan tangensial (percepatan singgung), α. Hubungan antara gaya dan percepatan ini adalah:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQsd_14Bg0JO3hSlQXebq6iBfXo7mthyD-lYKD8fgIlT9Wm6bEdrdH6112XkVr-G7_4oE0OCAPGqPZGqyZTU4Tf_CceHHzTSmGsH8-q-5Pz2AK9MNoiG7piVhn2ur73BfnlAIGJ_AaYZY/s1600/a.PNG
Karena percepatan singgung a = αr maka
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3hh_vnje3MmpXIEGQFyU2WMZeTWN6qAWDLqBxKArWjoVjiNrheIH3TASSZZNsy4Zi8lRv45ZS8LGnd7Luc1w-gcl5-PjhV95R8XOKzcjJDky66AkshzphdyFuw7tU76Ao8G93i0CQNPg/s1600/b.PNG
Sekarang kalikan kedua ruas dengan r dan selanjutnya gunakan definisi Ï„ = rF untuk memperoleh hubungan antara momen gaya dengan percepatan sudut
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZJV64mytHZZfDRfAtqLR2vjvWINAptCW3tDv4Psd8MOuXkmP0Z7BTmMnYi7TIqa5_NSUXzs7mwQAkICpix1xb3zN44Uykk6gZb368LYEcHJy4eTqgLSLMAIfMIzsGLjR_VDxtd9jWEBE/s1600/c.PNG
Karena momen inersia partikel adalah I = mr2 maka
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXJL6yAQIcMl_tbTLGs0RoajisR0_zLyXJJKbBxaNFhkWKWG6QYumnBSBFirGVNjkpurA6ZH13qvFV2-tEXBux1SFxfY1igmYlgfUKoCr_kpewv4HP7UempjZAYUIKsEwY89t3yHOjy0o/s1600/D.PNG

Dengan:
Ï„ = momen gaya (Nm)
I = momen inersia (kgm2)
α = percepatan sudut (rad/s2)
Rumus di atas mirip dengan hukum Newton II (F = ma). Di sini τ berperan seperti gaya gerak translasi dan α berperan sebagai percepatan pada gerak translasi. Bagaimana dengan I? I mempunyai peran seperti massa, semakin besar I semakin sukar berputar (mirip dengan gerak translasi, benda bermassa besar sukar digerakan/dipercepat).




CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1.     


Description: Kesetimbangan benda tegar - 1,Description: Kesetimbangan benda tegar - 2

F1 = 10 N, F2 = 15 N dan F4 = 10 N, bekerja pada balok ABCD seperti pada gambar. Panjang balok ABCD adalah 20 meter. Tentukan F3 agar balok setimbang statis. Abaikan massa balok.
Pembahasan :

2.      Kotak A (10 kg) dan B (20 kg) diletakkan di atas papan kayu. Panjang papan = 10 meter. Jika kotak B diletakkan 2 meter dari titik tumpuh, pada jarak berapa dari titik tumpuh kotak A harus diletakkan sehingga papan tidak berotasi ?   (g = 10 m/s2)


Pembahasan :
Langkah 1 : menggambarkan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda
Description: Kesetimbangan benda tegar - 3
Langkah 2 : menyelesaikan soal
Perhatikan diagram di atas. Gaya yang bekerja pada papan adalah gaya berat kotak B (wB), gaya berat kotak A (wA), gaya berat papan (w papan) dan gaya normal (N). Titik tumpuh merupakan sumbu rotasi. Gaya berat papan (w papan) dan gaya normal (N) berhimpit dengan titik tumpuh / sumbu rotasi sehingga lengan gayanya nol. w papan dan N tidak dimasukkan dalam perhitungan.
Torsi 1 = torsi yang dihasilkan oleh gaya berat kotak B (torsi bernilai positif)
Description: Kesetimbangan benda tegar - 4




Torsi 2 = torsi yang dihasilkan oleh gaya berat kotak A (torsi bernilai negatif)
Description: Kesetimbangan benda tegar - 5 
Papan setimbang statis jika torsi total = 0.
Description: Kesetimbangan benda tegar - 6
Agar papan setimbang statis maka benda A harus diletakkan 4 meter dari titik tumpuh.


3.      Perhatikan gambar!
Description: Pembahasan soal kesetimbangan statis benda tegar
Pada gambar diatas, Z adalah titik berat batang AB yang massanya 10 kg. Jika sistem dalam keadaan setimbang, maka massa beban C adalah...
A. 50 kg
B. 30 kg
C. 20 kg
D. 10 kg
E. 4 kg




Pembahasan
Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem
Description: Pembahasan soal kesetimbangan statis benda tegar
Bagi sistem menjadi 2 benda yaitu beban dan batang lalu terapkan syarat-syarat kesetimbangan statis
Syarat 1
∑F = 0 (Beban)
WC - T = 0 sehingga WC = T 
∑F = 0 (Batang)
T + N - WB = 0
WC + N - 10 kg . 10 m/s2 = 0
WC + N - 100 N = 0
Syarat 2
∑Æ® = 0 (anggap titik A sebagai pusat rotasi)
N . 0 + WB . 2 m - T . 5 m = 0
0 + 100 N . 2 m – WC . 5 m = 0
200 Nm = 5 m . WC
WC = 200/5 = 40 N
m . g = 40 N
m = 40 N / g = 40 N / 10 m/s2 = 4 Kg Jawaban: E
4.      Seseorang memikul beban dengan tongkat AB homogen dengan panjang 2 m. Beban Diujung A = 100 N dan di B = 400 N. Jika batang AB setimbang, maka bahu orang itu harus diletakkan...
A. 0,75 m dari B
B. 1 m dari B
C. 1,5 m dari A
D. 1,6 m dari B
E. 1,6 m dari A
Pembahasan
Misalkan terlebih dahulu posisi tongkat dibahu orang lalu gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem tersebut.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiR39QtjuLNhgonQlUai6IYkDEt-PvUxMNjU0MOoW6vRy-nZ5VNwhg_t7zVAHD1_PFNxWraJGT3W2LJcVDrS1v-J8Q_muOgALw_HxSuWr5Dhuj38inSMG0PTzqSx6o0-QBfHEFnCc-T6Ck/s1600/tongkat+AB.png
Maka dari syarat kesetimbangan statis
∑Æ® = 0
WB . x - WA . (2 - x) + N . 0 = 0 (torsi positif jika arah putaran searah jarum jam dan sebaliknya)
400 N . x - 100 N (2 - x) = 0
400 N . x = 100 N (2 - x) = 0
4x = 2 - x
4x + x = 2
5x = 2
x = 2/5 = 0,4 m
Jadi posisi bahu 0,4 m B atau 2 m - 0,4 m = 1,6 m dari A
Jawaban: E

5.      Dua roda silinder dengan jari-jari r1 = 30 cm dan r2 = 50 cm disatukan dengan sumbu yang melewati pusat keduanya, seperti pada gambar. Hitunglah momen gaya total pada roda gabungan!
Penyelesaian:

Description: Materi Momen Gaya (Torsi) beserta Contoh Soal
Diketahui:
r1 = 30 cm = 0,3 m
r2 = 50 cm = 0,5 m
F1 = -50 N (berlawanan arah jarum jam)
F2 = +50 N (searah jarum jam)
Ditanya: Î£Ï„ = ... ?
Jawab:
Komponen gaya F2 yang tegak lurus r2 adalah:
F2 sin 60o
sehingga:
Στ = Ï„2 – Ï„1 = r2 . F2 sin 60 o – r1 F1 = 0,5 x 50 x (1/2 √3) – (0,3 x 50) = 6,65 Nm2

6.      Empat buah gaya masing-masing :
     F1 = 10 N
     F2 = 10 N
     F3 = 10 N
     F4 = 10 N
  dan panjang AB = BC = CD = DE = 1 meter
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEios1ECtQqbPnY56uYia2Tj_YCLWIc5PhsEO7trag4ONmEVZ9Q6V5WCXxl9jUL6tS8r0eiIEjp-acvqZi95zzPZ_-7M8bgh2E7HWhcctAfPTwlhCB5D_cjVmXyZjJj5zGgkUWHjh4O_4ZY/s1600/g10.JPG
Dengan mengabaikan berat batang AE, tentukan momen gaya yang bekerja pada batang dan arah putarannya jika:
a) poros putar di titik A
b) poros putar di titik D 
Penyelesaian
poros putar di titik A 
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSOHdvehkRaqVYDsInVrApB2VlYPdX0Z0rGiqxkXwpeFTRWgP14e8W3481X4s-F-XjmOeicsQz690zbPJlSNCDiPHOQGzoB5hGn1D5uSJ3RTQTH05DJNqyH9SHT35MvZnOpGoCC1aS7Jw/s320/13.JPG
   (Putaran searah jarum jam.) 
poros putar di titik D

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_EhLMy0VcW53MruWYXHRutaqaviq9EFSvgWHEKUOEqTWuMAefpKgcNtAC2mDWH_PzNBjTJdOYJczXcHLPQNH4bvhvnI5epPAsOPn-qreNFjO8o2j8kfaWTFhG0CaBdzSZzKQbFLisZ_s/s320/14.JPG
7.      Batang AB = 2 meter dengan poros titik A dengan gaya F sebesar 12 N membentuk sudut 60°. 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrRsYt6a1uJQ1FSmfhI5l_BBcgf8wxWZJmbcJM2brrtnsVD8PNX122E8ZiPsC8QB4dcWka4Y5psOsJ_gtw5Z4nn2Vz7nNEwzqmp4CtrD-TxiG2LK_XEX5NyPWotxpNBdk7ti_t-2nF1nk/s1600/g11.JPG
Tentukan besar momen gaya yang terjadi pada batang AB.
 Penyelesaian


Beberapa cara biasa digunakan diantaranya: 
τ = F d sin α
Ï„ = 12 (2) sin 60°
 Ï„ = 12 (2)(1/2 √3) = 12√3 Nm 
Atau diuraikan dulu gaya F.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPzirIX82B64WRm5WNNJ389iq-Qdzt6fD8wNOU9VZpxJJlXyrRkMmvAfSuysAhAM8ghhgRL06XUPC9iMIXKz1lhrwFp006pIKy9WR6NBjAf5sjAaGVXYpL7mPLgi0g-GFHpb-Ff7eslcI/s1600/g12.JPG
Yang menimbulkan torsi adalah F sin 60° dengan jaraknya ke A adalah 2 m, sementara F cos 60° mengakibatkan torsi sebesar NOL, karena jaraknya ke poros A adalah nol. 
Ï„ = F sin 60° (AB)
 Ï„ = 12 (1/2 √3)(2) = 12√3 Nm 








BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Torsi sama dengan gaya pada gerak translasi. Torsi menunjukkan kemampuan sebuah gaya untuk membuat benda melakukan gerak rotasi. Sebuah benda akan berotasi bila dikenai torsi.
Bagaimana dengan benda yang berotasi?Bagaimana gayanya?
Description: Torsi Fisika
a.         sebuah balok diberi gaya F, benda akan bertranslasi, jika balok di bagian tengah dipaku sehingga balok tidak dapat bertanslasi tapi dapat berotasi,
b.         bila gaya diberikan pada sudut B benda akan berotasi, dengan arah berbeda dengan (b),
c.         begitu juga bila diberikan pada sudut C

Syarat Pertama Kesetimbangan Benda Tegar.
Hukum II Newton menyatakan bahwa jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda (benda dianggap sebagai partikel) tidak sama dengan nol maka benda akan bergerak dengan percepatan konstan di mana arah gerakan benda sama dengan arah resultan gaya. Jika resultan gaya bernilai nol maka benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan.
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-1
Ketika sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, benda tidak mempunyai percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0 maka persamaan di atas berubah menjadi :
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-2
Persamaan ini dapat diuraikan ke dalam komponennya pada sumbu x, sumbu y dan sumbu z.
Description: Syarat kesetimbangan benda tegar-3
B.     SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan  mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca  memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.







DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I dan II (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I dan II (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Serway, Raymond A. & Jewett, Jhon W. 2004. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid I dan II (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Salemba Teknika
Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I dan II (Terjemahan).Jakarta : Penebit Erlangga.
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas Jilid I dan II (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.