A. PENGERTIAN SENI TARI
Ketika
kita mendengar seni tari, umumnya yang akan terlintas di pikiran kita yaitu
gerakan-gerakan anggota tubuh yang mengikuti alunan music. Definisi dari seni
tari yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yaitu:
·
Soedarsono, menyatakan bahwa tarian adalah
ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah.
·
Yulianti
Parani, menyatakan
tari adalah gerak-gerak ritmis sebagian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri
dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi tertentu.
·
Curts
Sachs: Tari
adalah gerak yang ritmis.
·
Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang
diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi
bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta.
·
La Mery menyatakan bahwa tari adalah
ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan
untuk menjadi bentuk yang nyata
·
Suryo menyatakan tari dalam ekspresi
subyektif yang diberi bentuk obyektif dalam Elemen utamanya berupa gerakan
tubuh yang didukung oleh banyak unsur, menyatu-padu secara performance yang
secara langsung dapat ditonton atau dinikmati pementasan di atas pentas. Dengan
demikian untuk meperoleh gambaran yang jelas.
·
Hawkins menyatakan bahwa tari adalah ekspresi perasaan manusia yang
diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak sehingga gerak yang simbolis
tersebut sebagai ungkapan si penciptanya.
Maka Seni Tari merupakan gerak-gerak ritmis dari anggota tubuh sebagai ekspresi dan
pengungkapan perasaan dari si penari yang diikuti alunan music yang fungsinya
memperkuat maksud yang ingin disampaikan atau Pengertian Tari adalah unsur dasar gerakyang
diungkapan atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.
B. FUNGSI SENI TARI
Dalam
kehidupan bermasyarakat ada beberapa fungsi lain dari seni tari, diantaranya
yaitu:
1.
Sebagai
sarana keagamaan
Di
dalam kehidupan keagamaan, sejak dahulu manusia menggunakan tari-tarian sebagai
sarana berkomunikasi dengan Tuhan. Biasanya tari yang digunakan sebagai sarana
keagamaan bersifat sakral. Di Bali masih terdapat tarian-tarian keagamaan
sebagai sarana komunikasi dengan para Dewa dan leluhurnya. Biasanya tarian ini
dilakukan di Pura-pura. Contoh tariannya yaitu, Sang Hyang, Kecak, Keris,
Rejang. Sebagai sarana upacara adat
2.
Sebagai
Sarana Pergaulan
Manusia
merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan individu lainnya
hingga muncullah keakraban. Tarian pergaulan adalah jenis tarian yang
diperuntukkan untuk menyatakan kerukunan bermasyarakat. Salah satu contoh yang
paling jelas yaitu Tari Jaipongan.
3.
Sebagai
Tontonan
Tarian
tontonan atau pertunjukan adalah jenis tarian yang dihadirkan sebagai hiburan
semata. Diharapkan penonton yang menyaksikan tarian ini akan merasa terhibur.
C. UNSUR SENI TARI
Unsur-unsur
dari seni tari berkaitan erat dan tidak
dapat dihilangkan. Unsur-unsur dari seni tari yaitu:
1. Ragam Gerak
Gerak
merupakan unsur utama dan juga unsur estetika dari tari. Gerakan dari tari
berasal dari anggota tubuh. Anggota tubuh yang dapat digunakan untuk menari
yaitu anggota tubuh bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah. Anggota tubuh
bagian atas terdiri atas kepala, mata dan raut wajah. Ragam gerak dari anggota
tubuh bagian tengah yaitu terdiri dari lengan atas, lengan bawah, telapak
tangan, jari-jari dan ruas jari. Sedangkan anggota tubuh bagian bawah terdiri
dari Kaki. Ragam gerak pada bagian kaki hampir sama untuk tarian di bagian
timur. Perbedaannya terletak pada tempo atau volume gerakannya.
2. Bentuk Iringan
Unsur
kedua dari tarian yaitu bentuk iringan. Bentuk iringan tarian dapat berupa
jenis music iringan tari internal dan jenis music iringan tari eksternal. Jenis
music iringan tari internal yaitu iringan yang berasal dari tubuh penari itu
sendiri. Contohnya yaitu Tepukan dada dan telapak tangan pada Tarian Saman dari
Aceh dan suara “Cak” pada tari kecak dari Bali.
3. Kostum Tari
Kostum
tari merupakan suatu estetika yang tidak dapat dipisahkan dari dari wujud
tarian. Kostum tarian untuk upacara bentuknya lebih sederhana dan tidak
mementingkan estetika. Berbeda dengan kostum tarian yang digunakan untuk tarian
pertunjukan atau tarian tontonan. Kostum pada tarian tontonan atau pertunjukan
bentuknya dirancang sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan keindahan maupun
mendalam dari penontonnya.
4. Pola Lantai
Pola
lantai adalah posisi yang dilakukan baik oleh penari tunggal maupun penari
kelompok. Pola lantai pada suatu tarian dapat berupa simetris, asimetris,
lengkungan, garis lurus dan lingkaran.
Dalam
sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai perlu diperhatikan. Ada
beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :
1.
Pola lantai vertikal : Pada pola lantai
ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang
atau sebaliknya.
2.
Pola lantai Horizontal : Pada pola
lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.
3.
Pola lantai diagonal : Pada pola lantai
ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri.
4.
Pola lantai melingkar : Pada pola lantai
ini, penari membentuk garis lingkaran.
D. KONSEP SENI TARI
Kita tahu
bahwa Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari banyak suku.
Keberagaman suku di Indonesia menghasilkan keberagaman gerak tari yang berbeda
antara suku lain di Indonesia. Walaupun setiap tarian memiliki gerakan yang
berbeda namun tetap memiliki persamaan. Persamaan tersebut yaitu tenaga, ruang
dan waktu.
1. Tenaga
Setiap bergerak
kita memerlukan tenaga. Kesimpulannya hubungan antara gerak tari dan tenaga
memiliki kaitan yang erat. Tenaga dalam seni tari berhubungan dengan emosi dan
perasaan. Untuk menghasilkan gerak tari yang baik dibutuhkan tenaga.
Penambahan tenaga dalam gerak tari menjadikan gerak tari tersebut terlihat
dinamis dan ritmik.
2. Ruang Gerak
Suatu
gerak tarian membutuhkan ruang gerak. Gerak di dalam ruangan dapat dilakukan
penari secara tunggal, berpasangan ataupun berkelompok. Ruang gerak terbagi
atas dua yaitu ruang gerak sempit atau pribadi dan ruang gerak luas atau umum.
Ruang gerak
sempit yaitu jika kita melakukan suatu gerakan tanpa berdiri berarti kita
melakukan di ruang gerak sempit atau ruang gerak pribadi. Sedangkan, jika kita
melakukan gerakan dan diikuti dengan perpindahan tempat maka dinamakan dengan
ruang gerak luas atau ruang gerak umum.
3. Waktu
Dalam
gerak tarian, perbedaan cepat atau lambat suatu gerak disebut dengan Tempo.
Fungsi tempo pada gerak tari yaitu memberikan kesan dinamis sehingga suatu
tarian tersebut enak untuk ditonton.
Jadi,
gerak tari tidak hanya membutuhkan tenaga dan ruang saja. Akan tetapi juga
membutuhkan tempo untuk menghasilkan suatu gerakan yang terlihat dinamis dan
hidup sehingga enak untuk ditonton.
E. MACAM MACAM JENIS SENI TARI
Jenis-jenis
tarian yang ada di nusantara yaitu dibagi atas Tari Tradisional, Tari Kreasi
Baru dan Tari Kontemporer. Ketiga jenis dari tarian tersebut akan dijelaskan
dibawah ini.
1. Tari Tradisional
Di
Indonesia, hampir di setiap daerah memiliki tari tradisional. Nah, arti dari
tari tradisional yaitu suatu tarian yang berasal dari suatu daerah dan
diturunkan secara turun-temurun hingga menjadi budaya dari daerah tersebut.
Umumnya tari tradisional mengandung nilai-nilai filosofis seperti keagamaan,
kepahlawanan dsb.
Tari tradisional di Indonesia
terbagi atas dua, tari rakyat dan tari klasik (keraton).
1a. Tari Rakyat
Tarian
rakyat atau tarian daerah merupakan tarian yang berkembang pada masyarakat biasa.
Tarian rakyat lahir sebagai lambang dari kebahagiaan dan sukacita. Contohnya
jika musim panen tiba dan hasil panen melimpah maka masyarakat akan berkumpul
dan menari bersama untuk merayakannya. Nah, tarian rakyat terus berkembang dan
menjadi tradisi. Tarian rakyat tidak memiliki aturan-aturan baku sehingga
bentuk tariannya sangat bervariasi.
1b. Tari Klasik (Tari Keraton)
Nah,
teman-teman pasti bertanya, apa yang membedakan antara tarian rakyat dengan
tari klasik? Perbedaannya yaitu tari klasik lahir dari dalam keraton atau dalam
kaum bangsawan. Karena tarian ini berkembang pada lingkungan atas, maka
masyarakat biasa dilarang untuk menarikan tarian ini. Berbeda dengan tari
rakyat, tari keraton memiliki aturan yang tertulis dan baku. Sehingga sejak
zaman tari ini lahir sampai sekarang tidak ada yang berubah.
2. Tari Kreasi Baru
Karena
tari kreasi baru merupakan perkembangan dari tari tradisi yang ada. Maksudnya
disini jenis tarian yang biasanya dipakai untuk upacara ritual, adat dan
keagamaan dimodifikasi oleh penata tari sehingga tari ini bisa dinikmati
khalayak umum. Contohnya yaitu Tari Rapai yang merupakan perpaduan dari gerak
tari yang berkembang di Aceh dan Semenanjung Malaya, yaitu Tari Seudati, Saman
dan Zapin.
Merupakan
tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata
tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya.
Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga
kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul
istilah tari modern. Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua
golongan yaitu:
§ Tari
Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu
tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik
dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik
pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.
§ Tari
Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari
Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal
koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun
tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak
menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya
tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari
modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.
3. Tari Kontemporer
Kita telah
sampai pada point terakhir dari jenis tarian di Indonesia yaitu Tari
Kontemporer. Nah, apa sih yang dimaksud dengan tari kontemporer?. Jadi tari
kontemporer merupakan salah satu jenis tarian modern yang berkembang di
Indonesia. Tarian ini lahir sebagai reaksi atas seni tari klasik yang telah
mencapai titik akhir dalam perkembangan teknisnya. Apa bedanya tari kontemporer
dengan tari kreasi baru? Nah, seperti yang telah dijelaskan pada paragraph awal
bahwa tari kontemporer merupakan tari modern sehingga tidak ada unsure tradisi
lama lagi. Biasanya gaya tari kontemporer bernuansa unik dan memakai jenis
music dari computer. Sedangkan tari kreasi baru merupakan tari tradisi yang
telah dimodifikasi tapi tetap meninggalkan unsur asli tradisinya.
Berdasarkan
koreografinya, jenis jenis tari dibedakan menjadi :
1. Tari
tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang
penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah ).
2. Tari
berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang diperagakan
oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat).
3. Tari
kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih
dari dua orang.
F. PARA TOKOH TARI
1.
AM.
Munardi, S.Pd (alm)
Tokoh tari
Jawa Timur, lahir di Yogyakarta, 15 Nopember 1939 dan mulai belajar menari
tahun 1954 di Among Beksa Kraton Yogyakarta. Beberapa karya tarinya,
diantaranya: Sang Duta (1967), Cermin (1975), Seblang Nukyeng (1972), Reog
Brantas (1982), Topeng Panji Reni (1977), Sabu-Sabu (1976), Sudamala
(1978),Sumantri Wirotama (1979), Dramatari Calonarang (1970), dan Damarwulan
Jurit (1983). Penghargaan pernah diraihnya, diantaranya: penghargaan penulisan
naskah tari dari Direktorat Kesenian Depdikbud (1977, 1978,
1979), gelar Jalma Dwija (1994) oleh Paguyuban
Sutresno Pusaka Lan Budaya Jawa dan Penghargaan Seniman Jawa Timur (2001).
Pada sekitar tahun 1970-an, Karya
tari topeng Malang yang disusun kembali oleh AM Munardi, diantaranya: tari
Topeng Bapang, Topeng Patih, Topeng Gunungsari, Grebeg Jawa, dan Topeng
Sekartaji.
2.
Munali
Fatah
Munali
Fatah dilahirkan di Sidoarjo 17 Mei 1924. Munali mulai bergabung dengan
kesenian Ludruk Rukun Makno pada tahun 1938 dan pada tahun 1963 bergabung
dengan Ludruk RRI Surabaya dengan kemampuan ngidung dan beksa
ngremo.
Munali
adalah tokoh tari yang dikenal melalui susunan tari Ngremo gaya Munali Fatah.
Tari Ngremo yang disusun oleh Munali atau lebih sering disebut Ngremo Munali
(gaya Munali) merupakan suatu bentuk tatanan tari yang lebih menonjolkan pada
kejelasan akan bentuk gerak tari yang sederhana namun memiliki kepekaan,
kekentalan struktur tari yang membentuk pola baku yang mapan dan mantap.
3.
Soenarto
AS. S.Sn
Senarto AS
dilahirkan di Solo pada tanggal 22 Mei 1936, hingga saat ini menjadi dosen di
STKW Surabaya. Soenarto yang juga sebagai seorang penata tari telah menciptakan
berbagai karya tari diantaranya; tari Ngremo Putra, tari Ngremo Putri,
tari Gandrung, Tari Gunungsari (1979), tari Tanganku (1979),
Dramatari Kudo Noro Wongso (1990), dan Bedoyo Ujung Galuh (1978) yang pernah
mendapat penghargaan Walikota Surabaya pada saat itu.
4.
Soeparmo
Soeparmo
dilahirkan di Probolinggo 25 Desember 1943. Pengalaman berkesenian diawali pada
tahun 1950 menjadi penari bersama orang tuanya. Ketrampilan menari
diperolehnya dari orang tuanya. Pada tahun 1983, Soeparno menata kembali tari
Glipang yang pernah dipelajarinya dari ayahnya, dan susunan tari itu mendapat
pengakuan dari masyarakat luas. Pandangan Soeparmo tentang karya tari adalah
berpijak dari kebiasaan serta situasi dan kondisi masyarakat daerah sekitar
komunitasnya sehingga dapat memunculkan ide untuk menghasilkan sebuah karya
seni.
5.
Karimun
Karimun
adalah tokoh tari gaya Malangan yang eksis dengan tari topengnya. Karimun
dilahirkan di Malang tanggal 19 Juni 1919 dan dibesarkan dari keluarga seniman.
Perjalanan berkesenian sempat terhenti tahun 1948 karena jaman penjajahan
Jepang dan pada tahun 1950 mendirikan sanggar “Asmoro bangun” di Dukuh
Kedungmonggo Desa Karangpandan Kecamatan Pakisaji Malang.
Melalui
pengalamannya, Karimun menata kembali tari Topeng menjadi bentuk-bentuk tari
lepas sesuai karakter topeng, diantaranya: tari Topeng Gunungsari, Tari Topeng
Bapang, Tari Grebeg, Tari Topeng Beskalan, Tari Topeng Patih, Tari Topeng
Sekartaji, dan Topeng Panji.
6.
Sumitro
Hadi
Sumitro
Hadi yang akrab dipanggil dengan Mitro adalah tokoh tari Banyuwangi yang cukup
dikenal melalui karya-karya seni tari tradisional yang ritmis, dinamis dan
sangat menarik dalam segi penampilan secara keseluruhan. Sumitro Hadi
dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 16 Agustus 1951. Hasil karya yang pernah
diciptakan Sumitro Hadi, diantaranya: Jaran Goyang (1969), Jaran Buto (1974),
Padang Bulan (1976), Jejer Banyuwangi (1976), Jaran Dawuk (1986), Kundaran
(1992) dan Kuntulan (1995).
7.
Drs.
M. Soleh Adi Pramono
Soleh
adalah panggilan akrapnya, dan dilahirkan di Yogyakarta 1 Agustus 1951. Dalam
karya tari telah dihasilkan berbagai karya, diantaranya; tari Kolosal Babad
Malang (1976), Dramatari Condro Mowo (1991), tari Jaranan Dor, dan berbagai
tari tradisional yang dikemas menjadi bentuk tari kreasi. Karya tari hasil
kemasan yang bernuansa tradisi karya Soleh sangat digemari masyarakat dan karya
itu dimasukkan pula dalam materi tari pelatihan di berbagai sanggar.
Tri
Broto adalah panggilan akrabnya, beliau adalah tokoh tari Jawa Timur yang masih
relatif muda namun mempunyai pemikiran dan konsep ke depan terhadap perjalanan
seni tari Jawa Timuran. Keberhasilan Tri Broto dapat dilihat dari
karya-karyanya, diantaranya; tari Ngremo Jugag, tari Tandang Tayub, Tari
Sekartaji, Tari gunungsari, Tari Probolengger, Tari Wirogo Putri, dan masih
banyak lagi. Tri Broto juga telah mencoba menyusun struktur tari Jawa Timur
dalam tingkat dasar putri, tingkat dasar putra dan gagahan.
9.
Taufikurachman
Taufikurachman
adalah seorang tokoh tari Sumenep yang masih memiliki darah Keraton Sumenep.
Taufik lahir di Sumenep tanggal 10 Oktober 1945 dan mulai mempelajari tari
sejak tahun 1957 saat dia berusia 12 tahun. Karya Taufik yang cukup
dikenal oleh masyarakat, diantaranya; Muwang Sangkal, Condik
Somekar, Sape Sono, Topeng Potre, Tari Pecut Sumenep, Pleteng, Tongkeng
Pangilen, dan Topeng Rampak Prapatan.
Tari
Muwang Sangkal diciptakan tahun 1962 adalah salah satu karya Taufik yang telah
beberapa kali dipentaskan di manca negara, diantaranya: London (1996)
dan Den Hag (Pasar Raya Malam Tong-Tong, 2000). Hingga saat ini Tari
Muwang Sangkat karya Taufik telah menjadi salah satu bentuk materi tari yang
diajarkan di Jurusan Sendratasik FBS UNESA dan STKWS Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar